Detik Finance : 3 Fakta Sederet Tol di RI Ternyata Dibangun Pakai Busa

Jakarta – Busa ternyata bisa menjadi material untuk membangun jalan tol. Bahkan, penggunaan busa untuk konstruksi tol di Indonesia bukan lagi hal baru dan sudah sering diterapkan.

Penggunaan busa pada jalan tol ini disebut sebagai metode geofoam. Metode ini banyak digunakan sebagai solusi untuk masalah tanah lunak dan mudah ambles.

Metode geofoam sudah dipakai di Sumatera dan juga Jawa. Begini fakta selengkapnya:

1. Dipakai di Tol Trans Sumatera
Metode geofoam ini sudah dilakukan di ruas jalan tol Indralaya-Prabumulih. Di Sumatera, penggunaan geofoam dilakukan untuk memperlambat proses penurunan tanah dan mengurangi potensi tanah ambles.

“Semoga dengan penggunaan geofoam, kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol semakin meningkat. Fun fact, Tol Indralaya – Prabumulih garapan Hutama Karya juga pakai geofoam loh,” tulis Hutama Karya dalam akun Instagram resminya @hutamakarya dikutip Minggu (30/7/2023).

Dalam catatan detikcom, pada keterangan resmi PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) Maret lalu, dijelaskan penggunaan geofoam diterapkan pada oprit jembatan. Penggunaan geofoam bertujuan untuk menggantikan material timbunan di belakang oprit yang berat.

Geofoam merupakan salah satu material geosintetik yang terbuat dari polimer Expanded Polystyrene dan Xtruded Polystyrene (XPS) yang mempunyai properti berat jenis yang lebih rendah dibandingkan material granular atau tanah.

“Dengan penggunaan geofoam, diharapkan meminimalisir penurunan oprit selama masa layanan jalan. Selain itu, keunggulan geofoam yakni mudah diaplikasikan, mutu yang mudah dikontrol, dan tidak terkendala dengan cuaca,” ujar Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono dalam keterangannya, Jumat (3/3/2023).

2. Tol Cisumdawu Juga Pakai Busa
Bukan cuma di Sumatera, pembangunan jalan tol dengan menggunakan busa juga dilakukan di Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Pembangunan Tol Cisumdawu menerapkan teknologi busa geofoam EPS sebagai pengganti timbunan tanah.

Teknologi ini diterapkan pada pembangunan seksi 5A di desa Cipamekar, Sumedang. Dijelaskan pada ruas tersebut terdapat bagian tanah yang labil dan berair, sehingga tidak bisa ditangani dengan urugan atau konstruksi biasa. Penggunaan teknologi geofoam EPS diharapkan mengurangi risiko longsor.

“Jalan Tol Cisumdawu bukan hanya jadi salah satu tol terunik yang terkenal dengan twin tunnelnya lho, Sahabat. Jalan Tol Cisumdawu juga punya keunikan lain yaitu menerapkan teknologi khusus dan canggih selama pembangunannya. Teknologi tersebut yakni geofoam EPS yang diterapkan pada pembangunan Seksi 5A di Desa Cipamekar, Kec. Conggeang, Kab. Sumedang,” tulis akun Instagram Kementerian PUPR, Sabtu (10/6/2023).

Teknologi geofoam yang digunakan di Tol Cisumdawu adalah expanded polystyrene berupa high density polystyrene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.

3. Kelebihan Geofoam
Geofoam dapat digunakan untuk keperluan konstruksi berat, tahan lama dan umur pemakaian yang sangat panjang, tidak teroksidasi oleh udara, air, maupun elemen alam lainnya.

Dengan bobot yang sangat ringan Geofoam EPS mampu mendorong efisiensi penggunaan peralatan, tenaga kerja di lapangan, serta mudah dibentuk dan dipasang. Proses pemasangan balok EPS juga dapat terus berjalan tanpa bergantung pada kondisi cuaca.

Sementara itu, Hutama Karya mengatakan geofoam memiliki keunggulan dibandingkan material lainnya karena mudah diaplikasikan, tahan perubahan cuaca, dan mudah dikontrol.

Sumber : https://finance.detik.com/infrastruktur/d-6849895/3-fakta-sederet-tol-di-ri-ternyata-dibangun-pakai-busa

Print Friendly